#repost okezone.com
Kisah di Balik Titik Nol Kilometer Anyer Panarukan
Jurnalis – Helmi Ade Saputra
ANYER memiliki banyak daya tarik, salah satunya Mercusuar Cikoneng. Ternyata, Mercusuar Cikoneng ini menyimpan banyak kisah sejarah yang terlupakan. Seperti apa kisahnya?
Sumanta dari Himpun Pramuwisata Indonesia (HPI) Provinsi Banten, menceritakan, Herman Willem Daendels dari Belanda menginjakkan kakinya pertama kali di Indonesia pada tahun 1808 di Banten. Daendels merupakan Gubernur Jendela Hindia Belanda ke-36 yang memerintah dari tahun 1808 sampai 1811.
Selama kepemimpinannya, Daendels melakukan berbagai pembangunan. Dimulai pembuatan jalan rute Batavia sampai Banten pada tahun 1808 sampai 1809. Selanjutnya, Sumanta mengatakan, Daendels memerintahkan pembangunan jalan dari Anyer sampai Panarukan sejauh 1.000 kilometer pada tahun 1809 hingga 1810.
“Untuk mengenang peristiwa tersebut, dibangun sebuah tugu sebagai penanda titik nol kilometer pembangunan jalan Anyer Panarukan di bekas pondasi Mercusuar Cikoneng lama yang hancur akibat letusan Gunung Krakatau tahun 1883,” ujarnya di Mercusuar Cikoneng, Banten, Jumat 29 November 2015.
Menurut Sumanta, mercusuar yang pertama kali dibangun pada tahun 1806 ini hancur tanpa sisa ketika Gunung Krakatau meletus pada 1883. Namun, setelah itu dibangun kembali Mercusuar Cikoneng baru yang berdiri sampai sekarang.
“Jadi, selang dua tahun dari letusan Gunung Krakatau, Z.M Williem III sebagai Raja Belanda saat itu membangun kembali Mercusuar Cikoneng yang berdiri sampai sekarang,” tuturnya.
Kontributor : Gus Hall